Saturday, November 9, 2013

Penanganan Gawat Darurat


Pertolongan Pertama

Penanganan Keracunan

Keracunan makanan adalah kondisi yang disebabkan karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi toksik, berupa bakteri, jamur, parasit, virus, atau toksin.

Prinsip penanganan keracunan :
  Jenis racun?: kita harus mengetahui jenis racun (apaka itu dari bahan kimia atau organik)
  Bersihkan saluran nafas dari kotoran, muntahan atau lendir
  Cegah, hentikan penyerapan racun
  Keluarkan racun yang diserap
  Beri bantuan napas bila terjadi henti napas, gunakan sapu tangan, hindari mulut ke mulut, hindari aspirasi gas racun dari korban



Apabila racun (organik dan kimia) ditelan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

1)   Encerkan racun di lambung dan menghalangin penyerapannya. Kita dapat menggunakan air biasa/matang, putih telur/susu, air matang + norit 200cc, roti tawar bakar hangus (bagian yang pekatnya)

Jika itu dari bahan organik, disarankan menggunakan air bukan susu. Karena susu akan membuat racun cepat keluar. Jika itu dari bahan kimia (contoh: bensin, minyak tanah) menggunakan air lebih baik.

Norit terbuat dari tumbuh-tumbuhanan yg mengandung karbon aktif/ arang. Ini bersifat menyerap racun dan zat-zat lainnya. Cara penggunaannya yaitu dengan dicampurkan dengan air 40 ml. Untuk orang dewasa 8 butir Norit akan lebih efektif

Ini herbal dan aman dipakai. Cara kerjanya sama seperti deterjen. Jika racun ditemukan dalam tubuh, Norit yang dicampur air akan menggumpalkan racun tersebut dan dibuang keluar.

2)   kosongkan lambung (dekontaminasi lambung) - EMESIS: dalam cara ini terdapat dua teknik yaitu
a) Cara mekanik: Merangsang untuk muntah dengan merangsang dinding faring dengan jari

Kontraindikasi:

                        I.         Keracunan zat korosif (asam lambung);
                      II.         Keracunan senyawa hidrokarbon;
                    III.         Penurunan kesadaran;
                     IV.         Kejang.

Catatan: cara mekanik tidak boleh dilakukan untuk orang yang kejang atau tidak sadar.

3) Bilas lambung hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan dengan petugas kesehatan. Dilakukan dengan cara: pasien telungkup dengan posisi kepala dan bahu lebih rendah. Pasang NGT-guedel jika terjadi penurunan kesadaran. Cairan yang aman digunakan: air.

Bila racun mengenai inhalasi:
 1)   Pindahkan pasien ke tempat aman ( terbuka)
2)   Lakukan pernapasan buatan untuk mengeluarkan racun ( tanpa kontak langsung mulut ke mulut)
3)   Gas iritan yang terhirup mengakibatkan pembengkakan dan sumbatan jalan napas , bantuan ventilator diperlukan



Senyawa Korosif:

 Sodium Hidroxide, larutan asam (pemutih , desinfektan)
Penanganan :
1.     Jangan rangsang anak untuk muntah, atau memberi arang aktif
2.     minumkan air segera
3.     Jika keracuna n dengan gejala klinis berat, jangan berikan apapun ke mulut.

Parasetamol: Jika masih dalam waktu 1 jam tertelan, berikan rangsang muntah atau arang aktif

Minuman Keras:

1)   Gejala: Emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi, pernafasan, stupor sampai koma. Tindakan yang dapat dilakukan: bilas lambung dengan air atau dengan kopi pekat

Botulism (Clostridium botulinum) adalah racun terhadap syaraf. Biasa ditemukan dalam makanan berpengawet.

Gejala              : akut 2 jam – 8hari, suara parau, mulut kering.
Akibat             : kelumpuhan (jangka panjang)
Penanganan  : dekontaminasi lambung, arang aktif (slide)

Prinsip penting:

        Jangan merangsang muntah jika yang terminum adalah senyawa hidrokarbon, jika mulut dan tenggorokan mengalami luka bakar; atau mengalami penurunan kesadaran.
       Rangsang muntah jika yang terminum adalah obat/bahan selain tersebut di atas dengan merangsang dinding belakang tenggorokan.
       Bawa ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin, sertakan informasi tentang bahan beracun yang telah diminum/ditelan; misalnya: kemasan, label, contoh tablet, buah/biji, dsb.

Jika kita mengalami luka bakar ringan, yang seharusnya kita lakukan adalah menyiramkan air langsung dari keran atau bioplasenta. Disarankan untuk tidak pakai odol. Karena odol buat luka kering ketika itu seharusnya dibersihkan terlebih dahulu.

kemasukan benda asing ke telinga:
1)   Jangan menggunakan benda dengan cotton buds atau korek

2)   Cukup teteskan air bersih atau air matang ke dalam telinga sedikit demi sedikit sehingga benda asing/serangga hanyut dalam air atau keluar

3)   Jika tidak berhasil: pergi kerumah sakit terdekat, jangan mencoba mengorek telinga, karena dapat mengakibatkan luka dan gendang telinga bisa pecah.

Pertolongan Pertama Kemasukan Benda Asing ke Dalam Mulut

1)   Cek benda apa yg tertelan. Sejak kapan, jumlah, dan kondisi anak. Jika sudah pucat atau merah-merah. Jika sudah pucat, lebih baik dibawa langsung ke rumah sakit

2)   Pastikan ke dalam mulut: jepit kedua pipi anak dengan jari. Periksa dengan tenang benda apa yang masuk. Jika berbahaya (peniti jarum, staples), biarkan keluar saat BAB.

Kemasukan Benda Asing ke dalam Hidung

1)   Periksa lubang hidung dengan senter
2)   Tekan lubang hidung anak yang tidak tesumbat, lalu anak disuruh menghembus kuat-kuat
3)   Bila benda masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, maka bisa diambil dengan pinset
4)   Jika terlalu dalam atau sulit dijangkau, disarankan untuk dibawa langsung ke rumah sakit terdekat
Bisa Ular:

Ciri Spesifik:
Syok: darah tidak mengalir dengan sempurna
Pembengkakan lokal yang meluas dari tempat gigitan
Perdarahan: eksternal:  gusi, luka; internal:  intrakranial
Tanda neurotoksisitas:  kesulitan bernapas atau paralisis otot pernapasan, ptosis, palsi bulbar (kesulitan menelan dan berbicara), kelemahan ekstremitas
  Tanda kerusakan otot:  nyeri otot dan urin menghitam.

Penanganan:
Segera pasang ikatan sapu tangan, tali, karet tapi jangan terlalu keras diatas bagian gigitan karena tekanan darahnya akan terhambat. Lama kelamaan ini dapat menyebabkan kematian jaringan. Ikatan itu hny untuk memperlambat perluasan

Sambil membawa pasien ke IGD kendorkan setiap 15 menit sekali

Basic Life Support

Apa yg membedakanmu dengan mayat?
Bernafas dan tidak bernafas.

Basic Life Support adalah bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007)


prinsip BLS:


       Algoritma BLS:
      D (Danger)
      R (Response)
      C (Circulation)
      A (Airway)
      B (Breathing)

·      Memperhatikan keselamatan diri: Sebelum menolong ktia hrs memperhatikan situasi dan kondisi akan keselamatan diri. Itulah mengapa variabel D dan R diletakan pertama.

       Tidak dilakukan sendiri!: minta tolong keluar jika memungkinkan
       Tidak membuat cedera lebih lanjut
       Dilakukan secepat mungkin!: otak hanya bertahan 4-5 menit tanpa oksigen

Time Saving is Life Saving


Algoritma dasar BLS:

1)   Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
2)   Beritahukan kepada lingkungan bahwa kita memahami pertolongan gawat darurat dan akan berusaha menolong
3)   Gunakan alat pengaman diri sendiri
4)   Cek kesadaran pasien -> AVPU: Alert, Verbal, Pain (buat rangsangan diantara tulang rusuk / ditekan kukunya menggunakan ujung kuku -> jika masih tidak ada respon;
5)   Call for help (Turki: 112, Indonesia: 118)
-       Jenis kegawatdaruratan
-       Jumlah korban
-       Kesadaran korban
-       Tempat kejadian

6)   mobilisasi korban (jika tempat status “danger”) harus dilakukan dengan cara yang benar.

7)   Lakukan prosedur: C – circulation, pada saat tidak ada nadi, kita tidak perlu cek nadi. Cara penangangan:

a.      CPR (Cardiopulmonary Resuscitation - Resusitasi Jantung Paru)
                                               i.     Korban harus dibaringkan di tempat yang keras
                                              ii.     Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest (di antara nipples)
                                            iii.     Posisikan tangan tegak lurus dan tekan dengan menggunakan tenaga yang diperoleh dari badan. Tekan sedalam ± 4-5 cm (1½ – 2 Inch)
                                            iv.     Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal
                                              v.     1 siklus: 30x pijat jantung + 2x nafas bantuan.
1.     Lakukan selama 5 siklus à Cek Carotis à Lanjutkan lagi jika belum ada nadi / Pergantian personil

b.      Jika ada nadi maka prosedur yang harus dilakukan adalah Airway -> look, listen (snoring, gargling, crowing, tanpa suara), feel. Bisa dilakukan melalui Jaw Thrust

 8)   Jika nafas adekuat (tidak cukup) -> (kurang dari 10 kali/menit) maka harus diberi nafas buatan 1 kali/5-6 detik


Pemberian nafas buatan:

1)   Posisikan diri di samping pasien
2)   Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan kain sebagai pembatas antara mulut kita dengan mulut korban untuk mencegah penularan penyakit.
3)   Sambil tetap melakukan chin lift, tutup hidung korban.
4)   Mata memperhatikan dada korban.
5)   Tutupi seluruh mulut korban dengan mulut kita
6)   Hembuskanlah nafas satu kali (tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada korban mengembang)
7)   Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan korban menghembuskan nafas keluar
8)   Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

Akhiri BSL jika:

ü  Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
ü  Korban sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
ü  Bantuan sudah datang
ü  Teraba denyut nadi karotis à Pantau (100x/mnt, CRT > 2 dtk) à Jika Shock angkat kaki 45º)
Setelah stabil tetap pantau korban!






Pertanyaan:

1)   Jika ada yg asma, apa yg harus dilakukan?
a.     Tanya apa ada asma atau tidak menggunakan bahasa tubuh (pejamkan mata untuk jawaban iya);
b.     Bubarkan keramaian;
c.      Jangan ditidurkan, harus didudukan;
d.     Jangan panic, beritahu korban jangan panic
e.     Bisa menggunakan bronchodilatul alami. Jika tidak ada obat, kita bisa menggunakan air hangat yg uapnya masih banyak, campur air putih, dan hirup uap tersebut.

2)   Jika tulang punggung patah, apakah CPR boleh dilakukan? Tidak boleh. Harus hubungi rumah sakit langsung.

Pembicara                : Elita Rachmee & Putri Amalina Ahli




1 comment: