Saturday, May 4, 2013

Pendidikan untuk Indonesia-ku : Inspirasi dari pendidikan Turki di Era Kontemporer



Sumarsih Condroayu Purbarani


Sistem pendidikan di Turki ternyata berbeda dengan system yang kita miliki di Indonesia. Di Indonesia, kita mempunyai system 6 (SD) – 3 (SMP) – 3 (SMA), sedangkan di Turki 4 - 4 – 4.

Sistem pendidikan di Turki terdiri dari sistem tradisional dan modern. Sistem tradisional yang dimaksud adalah sistem yang diaplikasikan setelah republik Turki berdiri, bukan pada jaman osmanli. Pendidikan di jaman osmanli dilakukan didalam masjid (madrasah). Seeiring berjalannya waktu, tempat sekolah mulai bukan lagi di masjid melainkan di gedung, seperti madrasah-madrasah. Mereka umumnya mempelajari ilmu agama.


Setelah Turki diubah menjadi negara republik, madrasah tersebut diubah menjadi Imam Khatib Lisesi dimana siswa-siswanya, meskipun tetap menitik beratkan pada agama, mereka juga mempelajari beberapa materi eksak. Perubahan ini juga sangat dipengaruhi oleh beberapa teori yang dibawa oleh orang-orang Eropa. Salah satunya adalah teori kognitif. Teori ini berhubungan dengan perkembangan otak.


Sistem Tradisional – Murid ada untuk pelajaran

Dalam pendidikan tradisional, murid lebih condong ke sistem hafal-menghafal. Guru dipandang sebagai poros utama. Jika guru bilang A, itu akan terus menjadi A. Hukuman dan pujian adalah sesuatu yang mutlak.

Satu hal yang sering jadi perdebatan adalah pujian (memberi reward) dinilai akan memunculkan sebuah kesenjangan karena seseorang pergi kesekolah semata-mata untuk mendapatkan nilai A. Sedangkan hukuman dapat membunuh karakter.

Dalam sistem ini, murid ada untuk pelajaran. Mereka diwajibkan untuk memenuhi kurikulum tersebut. Dan juga, sistem ini lebih memprioritaskan kuantitas dibanding kualitas.

Sistem Modern – Pelajaran ada untuk murid

Sedangkan sistem pendidikan modern itu bersifat sangat konstruktif. Murid dilatih untuk dapat berpikir kritis dan lebih berkembang. Itu ditujukan untuk membuat murid mampu mencerna ide-ide yang dapat membantunya menciptakan pemahaman baru. Mereka juga dipandang sebagai poros utama dan lebih dikedepankan. Karena setiap orang mempunyai tingkat dan cara belajar yang berbeda, murid tidak akan terpaku pada silabus. Kualitas murid lebih dikedepankan. Disetiap pekerjaan selalu ada sebuah perkembangan yang dapat diamati melalui evaluasi, proses dan kemudian hasil.

Biasanya di sistem modern, posisi guru tidak selalu di depan. Kelas tersebut bentuknya akan lebih baik jika bentuknya melingkar. Metode-metode yang diterapkan adalah metode yang dianggap paling cocok.

Dalam sekolah-sekolah modern, masa pendidikan agama ada namun hanya berdasarkan keinginan dan lebih dikaitkan dengan kultur.

Sebagaimana paparan dari beberapa teman-teman GIA yang menyampaikan pandangannya di pertemuan GIA yang ke-4 ini, sekolah dapat dikatakan ideal jika kita dapat memilih pelajaran sendiri. Mereka berpendapat bahwa sebagai seorang pelajar, kita harus mempelajari sesuatu yang dapat berguna di kehidupan masa depan. Bukan mempelajarai sesuatu hanya semata-mata untuk lulus.


Qonitina Bilqisti

PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini

PAUD adalah masa dimana kita dimana kita mengalami sebuah perkembangan yang luar biasa. Pengalaman apapun yang kita peroleh, akan terekam sampai alam bawah sadar kita. PAUD bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang dilakukan mendalami fase keemasan pertumbuhan dan perkembangan anak. Fase tersebut berlangsung dimulai dari usia 0-6 tahun. Pada fase itu, 80% otak kita berkembang secara signifikan.


Mengapa PAUD sangat penting?

1)   Kasih sayang dan perhatian: Pendidikan yang pertama dan yang paling penting adalah di keluarga. Apa yang sudah diterima di sekolah, dipraktekan dirumah. Terutama ketika anak 0-6 tahun diberi kepercayaan, kita mengajarkannya untuk bertanggung jawab. Jika perhatian yang diberikan cukup, mereka akan merasa diterima di dalam lingkungan yang memberikan mereka rasa percaya diri.  Mereka juga akan merasa bukan sekedar diterima tetapi juga dihargai. Dan ketika mereka sudah belajar menghargai sesuatu dari usia dini, merka akan mempelajari menghargai orang lain juga.
Apabila tidak dipedulikan, ketika dewasa mereka akan merasa lingkungan sekitarnya hanya sebagai pelengkap, bukan pendukung.


Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam PAUD:

1)   Games and playing
2)   Kepercayaan
3)   Dukungan dari sekitar
4)   Perawatan Diri


Di Turki, sistem pendidikan Taman Kanak-kanak setiap harinya berlangsung selama 1 hari dan setengah hari. Anak diajarkan nilai-nilai disiplin. Berikut adalah paparan jadwal kegiatan mereka disekolah pada umumnya;

09:00              : Masuk

09:00-11:00  :  Waktu anak bermain. Pada waktu-waktu ini, guru diwajibkan berinteraksi kepada semua anak dan dituntut untuk memahami anak satu persatu.

12:00              : Makan siang

12:00-15:00  : Tidur siang

Ada juga beberapa TK yang hanya berlangsung selama ½ hari. Perbedaanya hanya aktifitas tidur siang.

Disekolah, mereka juga diajarkan untuk mampu bercerita didepan teman-temannya dan juga bersosialisasi untuk ke teman sejawat. Bantuan dan dukungan orang tua dalam kegiatan seperti sangat dibutuhkan. Hal ini membuat kerjasama dan komunikasi antara guru dan orang tua sangat kental.

Berbeda dengan sistem ini, di negara-negara Eropa anak umumnya diajarkan secara praktik dekat dengan masyarakat. Contoh: anak akan diajak berjalan-jalan ke bis dan memberi tempat duduk kepada yang lebih tua.

v Di Australia, lebih ditekankan kepada pendekatan anak-anak ke orang tua dimana guru bisa mengetahui bagaimana hubungan anak ke orang tua.

v Di Jepang, pengenalan kepada diri sendiri lebih ditekankan. Anak akan diberi kerajinan tangan untuk menemukan dan mengasah kreatifitas mereka.

v Di Amerika (NY), hampir sama dengan Australia, orangtua dengan anak cenderung tidak dekat, anak lebih cenderung dekat ke guru. Pendekatan mereka adalah guru sebagai sarana pendekatan anak kepada orang tua.

Untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan sosial, anak usia 0-6 tidak perlu diajari alphabet dan angka, tapi cukup dikenalkan bahwa mereka akan mempelajari hal-hal seperti itu. Penanaman dasar-dasar seperti itulah yang dapat mengasah sifat optimisme mereka dalam sisi emosional.


Pertanyaan-pertanyaan:

1)    Apa ada batasan umur untuk mengenalkan teknologi? Di PAUD, hanya di kenalkan. Jangan dilarang (jangan pegang, jangan itu)

2)    Bagaimana nasib-nasib untuk anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian-perhatian tersebut? Bagaimana cara anaknya untuk memenuhi hal-hal yang tidak didapatkan? Di pendidikan psikologi itu disebutkan bahwa kesadaran kita sendirilah yang dapat memnuhi hal tersebut.


Tanggal Kegiatan     : 4 Mei 2013
Tempat Kegiatan     : KBRI Ankara
Waktu Kegiatan       : 13:00-16:20 waktu Turki

Materi Diskusi         : Pendidikan Untuk Indonesiaku – Inspirasi dari pendidikan Turki era kontemporer - (Pertemuan ke-4)
Pembicara                : Sumarsih Condroayu Purbarani & Qonitina Bilqisti
Moderator                : Burhanuddien Ibrahim Rahmani





0 comments:

Post a Comment