Sumarsih Condroayu
Purbarani
Sistem pendidikan di Turki ternyata berbeda dengan system
yang kita miliki di Indonesia. Di Indonesia, kita mempunyai system 6 (SD) – 3
(SMP) – 3 (SMA), sedangkan di Turki 4 - 4 – 4.
Sistem pendidikan di Turki terdiri dari sistem tradisional
dan modern. Sistem tradisional yang dimaksud adalah sistem yang diaplikasikan
setelah republik Turki berdiri, bukan pada jaman osmanli. Pendidikan di jaman
osmanli dilakukan didalam masjid (madrasah). Seeiring berjalannya waktu, tempat
sekolah mulai bukan lagi di masjid melainkan di gedung, seperti
madrasah-madrasah. Mereka umumnya mempelajari ilmu agama.
Setelah Turki diubah menjadi negara republik, madrasah tersebut
diubah menjadi Imam Khatib Lisesi dimana siswa-siswanya, meskipun tetap menitik
beratkan pada agama, mereka juga mempelajari beberapa materi eksak. Perubahan
ini juga sangat dipengaruhi oleh beberapa teori yang dibawa oleh orang-orang
Eropa. Salah satunya adalah teori kognitif. Teori ini berhubungan dengan perkembangan
otak.
Sistem Tradisional – Murid ada untuk pelajaran
Dalam pendidikan tradisional, murid lebih condong ke sistem
hafal-menghafal. Guru dipandang sebagai poros utama. Jika guru bilang A, itu akan
terus menjadi A. Hukuman dan pujian adalah sesuatu yang mutlak.
Satu hal yang sering
jadi perdebatan adalah pujian (memberi reward) dinilai akan memunculkan sebuah
kesenjangan karena seseorang pergi kesekolah semata-mata untuk mendapatkan nilai
A. Sedangkan hukuman dapat membunuh karakter.
Dalam sistem ini, murid ada untuk pelajaran. Mereka
diwajibkan untuk memenuhi kurikulum tersebut. Dan juga, sistem ini lebih
memprioritaskan kuantitas dibanding kualitas.
Sistem Modern – Pelajaran ada untuk murid
Sedangkan sistem pendidikan modern itu bersifat sangat konstruktif.
Murid dilatih untuk dapat berpikir kritis dan lebih berkembang. Itu ditujukan
untuk membuat murid mampu mencerna ide-ide yang dapat membantunya menciptakan
pemahaman baru. Mereka juga dipandang sebagai poros utama dan lebih
dikedepankan. Karena setiap orang mempunyai tingkat dan cara belajar yang
berbeda, murid tidak akan terpaku pada silabus. Kualitas murid lebih dikedepankan.
Disetiap pekerjaan selalu ada sebuah perkembangan yang dapat diamati melalui
evaluasi, proses dan kemudian hasil.
Biasanya di sistem
modern, posisi guru tidak selalu di depan. Kelas tersebut bentuknya akan lebih
baik jika bentuknya melingkar. Metode-metode yang diterapkan adalah metode yang
dianggap paling cocok.
Dalam sekolah-sekolah
modern, masa pendidikan agama ada namun hanya berdasarkan keinginan dan lebih
dikaitkan dengan kultur.
Sebagaimana paparan dari beberapa teman-teman GIA yang
menyampaikan pandangannya di pertemuan GIA yang ke-4 ini, sekolah dapat
dikatakan ideal jika kita dapat memilih pelajaran sendiri. Mereka berpendapat
bahwa sebagai seorang pelajar, kita harus mempelajari sesuatu yang dapat
berguna di kehidupan masa depan. Bukan mempelajarai sesuatu hanya semata-mata
untuk lulus.
Qonitina Bilqisti
PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD adalah masa dimana kita dimana kita mengalami sebuah perkembangan
yang luar biasa. Pengalaman apapun yang kita peroleh, akan terekam sampai alam
bawah sadar kita. PAUD bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
dilakukan mendalami fase keemasan pertumbuhan dan perkembangan anak. Fase
tersebut berlangsung dimulai dari usia 0-6 tahun. Pada fase itu, 80% otak kita
berkembang secara signifikan.
Mengapa PAUD sangat
penting?
1)
Kasih sayang dan perhatian: Pendidikan yang
pertama dan yang paling penting adalah di keluarga. Apa yang sudah diterima di
sekolah, dipraktekan dirumah. Terutama ketika anak 0-6 tahun diberi
kepercayaan, kita mengajarkannya untuk bertanggung jawab. Jika perhatian yang
diberikan cukup, mereka akan merasa diterima di dalam lingkungan yang
memberikan mereka rasa percaya diri. Mereka
juga akan merasa bukan sekedar diterima tetapi juga dihargai. Dan ketika mereka
sudah belajar menghargai sesuatu dari usia dini, merka akan mempelajari
menghargai orang lain juga.
Apabila
tidak dipedulikan, ketika dewasa mereka akan merasa lingkungan sekitarnya hanya
sebagai pelengkap, bukan pendukung.
Komponen-komponen
yang dibutuhkan dalam PAUD:
1)
Games and playing
2)
Kepercayaan
3)
Dukungan dari sekitar
4)
Perawatan Diri
Di Turki, sistem pendidikan Taman Kanak-kanak setiap harinya
berlangsung selama 1 hari dan setengah hari. Anak diajarkan nilai-nilai
disiplin. Berikut adalah paparan jadwal kegiatan mereka disekolah pada umumnya;
09:00 :
Masuk
09:00-11:00 : Waktu
anak bermain. Pada waktu-waktu ini, guru diwajibkan berinteraksi kepada semua
anak dan dituntut untuk memahami anak satu persatu.
12:00 :
Makan siang
12:00-15:00 : Tidur
siang
Ada juga beberapa TK
yang hanya berlangsung selama ½ hari. Perbedaanya hanya aktifitas tidur siang.
Disekolah, mereka juga diajarkan untuk mampu bercerita
didepan teman-temannya dan juga bersosialisasi untuk ke teman sejawat. Bantuan
dan dukungan orang tua dalam kegiatan seperti sangat dibutuhkan. Hal ini membuat
kerjasama dan komunikasi antara guru dan orang tua sangat kental.
Berbeda dengan sistem ini, di negara-negara Eropa anak umumnya
diajarkan secara praktik dekat dengan masyarakat. Contoh: anak akan diajak
berjalan-jalan ke bis dan memberi tempat duduk kepada yang lebih tua.
v
Di Australia, lebih ditekankan kepada pendekatan
anak-anak ke orang tua dimana guru bisa mengetahui bagaimana hubungan anak ke
orang tua.
v
Di Jepang, pengenalan kepada diri sendiri lebih
ditekankan. Anak akan diberi kerajinan tangan untuk menemukan dan mengasah
kreatifitas mereka.
v
Di Amerika (NY), hampir sama dengan Australia, orangtua
dengan anak cenderung tidak dekat, anak lebih cenderung dekat ke guru.
Pendekatan mereka adalah guru sebagai sarana pendekatan anak kepada orang tua.
Untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan sosial, anak usia 0-6 tidak perlu diajari alphabet dan angka,
tapi cukup dikenalkan bahwa mereka akan mempelajari hal-hal seperti itu.
Penanaman dasar-dasar seperti itulah yang dapat mengasah sifat optimisme mereka
dalam sisi emosional.
Pertanyaan-pertanyaan:
1)
Apa ada batasan umur untuk mengenalkan
teknologi? Di PAUD, hanya di kenalkan.
Jangan dilarang (jangan pegang, jangan itu)
2)
Bagaimana nasib-nasib untuk anak-anak yang
tidak mendapatkan perhatian-perhatian tersebut? Bagaimana cara anaknya untuk
memenuhi hal-hal yang tidak didapatkan?
Di pendidikan psikologi itu disebutkan bahwa kesadaran kita sendirilah yang
dapat memnuhi hal tersebut.
Tanggal Kegiatan : 4 Mei 2013
Tempat Kegiatan : KBRI Ankara
Waktu Kegiatan : 13:00-16:20 waktu Turki
Materi Diskusi : Pendidikan Untuk Indonesiaku – Inspirasi dari pendidikan Turki era kontemporer - (Pertemuan ke-4)
Pembicara : Sumarsih Condroayu Purbarani & Qonitina Bilqisti
Moderator : Burhanuddien Ibrahim Rahmani
0 comments:
Post a Comment