Pertolongan
Pertama
Penanganan Keracunan
Keracunan
makanan adalah kondisi yang disebabkan karena mengonsumsi makanan yang
terkontaminasi toksik, berupa bakteri, jamur, parasit, virus, atau toksin.
Prinsip
penanganan keracunan :
Jenis
racun?: kita harus mengetahui jenis racun (apaka itu dari bahan kimia atau
organik)
Bersihkan
saluran nafas dari kotoran, muntahan atau lendir
Cegah,
hentikan penyerapan racun
Keluarkan
racun yang diserap
Beri
bantuan napas bila terjadi henti napas, gunakan sapu tangan, hindari mulut ke
mulut, hindari aspirasi gas racun dari korban
Apabila
racun (organik dan kimia) ditelan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:
1)
Encerkan racun di lambung dan menghalangin
penyerapannya. Kita dapat menggunakan air biasa/matang, putih telur/susu, air
matang + norit 200cc, roti tawar bakar hangus (bagian yang pekatnya)
Jika
itu dari bahan organik, disarankan menggunakan air bukan susu. Karena susu akan
membuat racun cepat keluar. Jika itu dari bahan kimia (contoh: bensin, minyak
tanah) menggunakan air lebih baik.
Norit
terbuat dari tumbuh-tumbuhanan yg mengandung karbon aktif/ arang. Ini bersifat
menyerap racun dan zat-zat lainnya. Cara penggunaannya yaitu dengan dicampurkan
dengan air 40 ml. Untuk orang dewasa 8 butir Norit akan lebih efektif
Ini
herbal dan aman dipakai. Cara kerjanya sama seperti deterjen. Jika racun
ditemukan dalam tubuh, Norit yang dicampur air akan menggumpalkan racun tersebut
dan dibuang keluar.
2) kosongkan lambung (dekontaminasi lambung) -
EMESIS: dalam cara ini terdapat dua teknik yaitu
a) Cara mekanik: Merangsang untuk muntah dengan merangsang
dinding faring dengan jari
Kontraindikasi:
I.
Keracunan zat korosif (asam lambung);
II.
Keracunan senyawa hidrokarbon;
III.
Penurunan kesadaran;
IV.
Kejang.
Catatan:
cara mekanik tidak boleh dilakukan untuk orang yang kejang atau tidak sadar.
3)
Bilas lambung hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan dengan petugas
kesehatan. Dilakukan dengan cara: pasien telungkup dengan posisi kepala dan
bahu lebih rendah. Pasang NGT-guedel jika terjadi penurunan kesadaran. Cairan
yang aman digunakan: air.
Bila
racun mengenai inhalasi:
2)
Lakukan pernapasan buatan untuk mengeluarkan
racun ( tanpa kontak langsung mulut ke mulut)
3)
Gas iritan yang terhirup mengakibatkan pembengkakan
dan sumbatan jalan napas , bantuan ventilator diperlukan
Senyawa
Korosif:
Penanganan
:
1.
Jangan rangsang anak untuk muntah, atau memberi
arang aktif
2.
minumkan air segera
3.
Jika keracuna n dengan gejala klinis berat,
jangan berikan apapun ke mulut.
Parasetamol:
Jika masih dalam waktu 1 jam tertelan, berikan rangsang muntah atau arang aktif
Minuman
Keras:
1)
Gejala: Emosi labil, kulit memerah, muntah,
depresi, pernafasan, stupor sampai koma. Tindakan yang dapat dilakukan: bilas
lambung dengan air atau dengan kopi pekat
Botulism
(Clostridium botulinum) adalah racun terhadap syaraf. Biasa ditemukan
dalam makanan berpengawet.
Gejala : akut 2 jam – 8hari, suara parau,
mulut kering.
Akibat : kelumpuhan (jangka panjang)
Penanganan : dekontaminasi lambung, arang aktif (slide)
Prinsip
penting:
◦
Jangan
merangsang muntah jika yang terminum adalah senyawa hidrokarbon, jika mulut dan
tenggorokan mengalami luka bakar; atau mengalami penurunan kesadaran.
◦
Rangsang muntah jika yang terminum adalah
obat/bahan selain tersebut di atas dengan merangsang dinding belakang
tenggorokan.
◦
Bawa ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin,
sertakan informasi tentang bahan beracun yang telah diminum/ditelan; misalnya:
kemasan, label, contoh tablet, buah/biji, dsb.
Jika
kita mengalami luka bakar ringan, yang seharusnya kita lakukan adalah
menyiramkan air langsung dari keran atau bioplasenta. Disarankan untuk tidak
pakai odol. Karena odol buat luka kering ketika itu seharusnya dibersihkan
terlebih dahulu.
kemasukan
benda asing ke telinga:
1)
Jangan menggunakan benda dengan cotton buds atau
korek
2)
Cukup teteskan air bersih atau air matang ke
dalam telinga sedikit demi sedikit sehingga benda asing/serangga hanyut dalam
air atau keluar
3)
Jika tidak berhasil: pergi kerumah sakit
terdekat, jangan mencoba mengorek telinga, karena dapat mengakibatkan luka dan
gendang telinga bisa pecah.
Pertolongan
Pertama Kemasukan Benda Asing ke Dalam Mulut
1)
Cek benda apa yg tertelan. Sejak kapan, jumlah, dan
kondisi anak. Jika sudah pucat atau merah-merah. Jika sudah pucat, lebih baik
dibawa langsung ke rumah sakit
2)
Pastikan ke dalam mulut: jepit kedua pipi anak
dengan jari. Periksa dengan tenang benda apa yang masuk. Jika berbahaya (peniti
jarum, staples), biarkan keluar saat BAB.
Kemasukan
Benda Asing ke dalam Hidung
1)
Periksa lubang hidung dengan senter
2)
Tekan lubang hidung anak yang tidak tesumbat,
lalu anak disuruh menghembus kuat-kuat
3)
Bila benda masuk tidak terlalu dalam dan masih
bisa terlihat, maka bisa diambil dengan pinset
4)
Jika terlalu dalam atau sulit dijangkau,
disarankan untuk dibawa langsung ke rumah sakit terdekat
Bisa
Ular:
Ciri
Spesifik:
Syok:
darah tidak mengalir dengan sempurna
Pembengkakan
lokal yang meluas dari tempat gigitan
Perdarahan:
eksternal: gusi, luka; internal: intrakranial
Tanda
neurotoksisitas: kesulitan bernapas atau
paralisis otot pernapasan, ptosis, palsi bulbar (kesulitan menelan dan
berbicara), kelemahan ekstremitas
Tanda kerusakan otot: nyeri otot dan urin menghitam.
Tanda kerusakan otot: nyeri otot dan urin menghitam.
Penanganan:
Segera
pasang ikatan sapu tangan, tali, karet tapi jangan terlalu keras diatas bagian
gigitan karena tekanan darahnya akan terhambat. Lama kelamaan ini dapat
menyebabkan kematian jaringan. Ikatan itu hny untuk memperlambat perluasan
Sambil
membawa pasien ke IGD kendorkan setiap 15 menit sekali
Basic Life Support
Apa
yg membedakanmu dengan mayat?
Bernafas
dan tidak bernafas.
Basic
Life Support adalah bantuan hidup
dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan
dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri,
2007)
prinsip
BLS:
•
Algoritma BLS:
–
D (Danger)
–
R (Response)
–
C (Circulation)
–
A (Airway)
–
B (Breathing)
·
Memperhatikan keselamatan diri: Sebelum menolong
ktia hrs memperhatikan situasi dan kondisi akan keselamatan diri. Itulah
mengapa variabel D dan R diletakan pertama.
•
Tidak dilakukan sendiri!: minta tolong keluar
jika memungkinkan
•
Tidak membuat cedera lebih lanjut
•
Dilakukan secepat mungkin!: otak hanya bertahan 4-5
menit tanpa oksigen
Time Saving is Life Saving
Algoritma
dasar BLS:
1)
Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi
pasien dan penolong
2)
Beritahukan kepada lingkungan bahwa kita
memahami pertolongan gawat darurat dan akan berusaha menolong
3)
Gunakan alat pengaman diri sendiri
4)
Cek kesadaran pasien -> AVPU: Alert, Verbal,
Pain (buat rangsangan diantara tulang rusuk / ditekan kukunya menggunakan ujung
kuku -> jika masih tidak ada respon;
5)
Call for help (Turki: 112, Indonesia: 118)
- Jenis
kegawatdaruratan
- Jumlah
korban
- Kesadaran
korban
- Tempat
kejadian
6) mobilisasi korban (jika tempat status “danger”)
harus dilakukan dengan cara yang benar.
7)
Lakukan prosedur: C – circulation, pada saat
tidak ada nadi, kita tidak perlu cek nadi. Cara penangangan:
a. CPR (Cardiopulmonary Resuscitation
- Resusitasi Jantung Paru)
i. Korban
harus dibaringkan di tempat yang keras
ii. Posisikan tangan seperti gambar di center
of the chest (di antara nipples)
iii. Posisikan
tangan tegak lurus dan tekan dengan menggunakan tenaga yang diperoleh dari
badan. Tekan sedalam ± 4-5 cm (1½ – 2 Inch)
iv. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke
atas agar posisi dada kembali normal
v. 1
siklus: 30x pijat jantung + 2x nafas bantuan.
1. Lakukan
selama 5 siklus à
Cek Carotis à
Lanjutkan lagi jika belum ada nadi / Pergantian personil
b.
Jika ada
nadi maka prosedur yang harus dilakukan adalah Airway -> look, listen (snoring,
gargling, crowing, tanpa suara), feel. Bisa dilakukan melalui Jaw Thrust
Pemberian
nafas buatan:
1)
Posisikan
diri di samping pasien
2)
Jangan
lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan kain sebagai
pembatas antara mulut kita dengan
mulut korban untuk mencegah
penularan penyakit.
3)
Sambil
tetap melakukan chin lift, tutup hidung korban.
4)
Mata
memperhatikan dada korban.
5)
Tutupi
seluruh mulut korban dengan mulut kita
6)
Hembuskanlah
nafas satu kali (tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada korban mengembang)
7)
Lepaskan
penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan korban menghembuskan nafas keluar
8)
Lakukan
lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal
Akhiri BSL jika:
ü
Penolong
kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
ü
Korban sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
ü
Bantuan
sudah datang
ü
Teraba
denyut nadi karotis à
Pantau (100x/mnt, CRT > 2 dtk) à
Jika Shock angkat kaki 45º)
Setelah
stabil tetap pantau korban!
Pertanyaan:
1)
Jika ada yg asma, apa yg harus dilakukan?
a. Tanya
apa ada asma atau tidak menggunakan bahasa tubuh (pejamkan mata untuk jawaban
iya);
b. Bubarkan
keramaian;
c. Jangan
ditidurkan, harus didudukan;
d. Jangan
panic, beritahu korban jangan panic
e. Bisa
menggunakan bronchodilatul alami. Jika tidak ada obat, kita bisa menggunakan
air hangat yg uapnya masih banyak, campur air putih, dan hirup uap tersebut.
2)
Jika tulang punggung patah, apakah CPR boleh
dilakukan? Tidak boleh. Harus hubungi rumah sakit langsung.
Pembicara : Elita Rachmee & Putri Amalina Ahli
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete